Nama : Restie Dwi Oktianis
Npm : 15209739
Kelas : 3ea16
Dewasa
ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia
film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal
dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan
bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak
baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Sehubungan
dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian
masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan,
dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dewasa ini, bahasa prokem
mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam
konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang
terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa
gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan
kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang
bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Bahasa adalah suatu sistem
lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur
untuk bekerja sama. berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri (Chaer, 2000:1).
Menurut pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa
bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.
Keraf (1991:1) mengatakan bahwa
bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa
arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk
(arus ujaran) dan makna (isi). Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap yang merupakan alat
komunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.
Ramlan (1985:21) mengatakan
morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu.
Salah
satu dampak dari pembangunan dan perkembangan jaman adalah modernisasi, di mana
segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date.
Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, entah itu cara
berpakaian, cara bertutur kata, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin
maju dan lain-lain. Gaya hidup yang mengarah pada modernisasi tersebut biasanya
tampak terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) yang berada pada jenjang
pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi. Mereka yang ingin diakui sebagai remaja
jaman sekarang yang gaul, funky, keren tidak ragu
untuk menunjukkan identitas mereka melalui gaya hidup yang modern.
Ragam bahasa gaul remaja
memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan
cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti
“memang – emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan
kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak
digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga
seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan
struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering
membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan
untuk memahaminya. (Nyoman Riasa)
1) Pengunaan awalan
e
Kata emang itu bentukan dari kata memang
yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa
mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat
melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.
2) Kombinasi k,
a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang
bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama
diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf
konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
3) Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata
teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan
pelafalan.
Dapat kita simpulkan banyaknya
kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan
zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi.
Gejala bahasa yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai
penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di
negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam
pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya dunia
kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat
remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah
menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.