v
ABSTRAKSI
Dalam setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba (keuntungan). Analisis Break Event Point atau Analisis Titik Impas merupakan suatu alat yang sering digunakan oleh manajemen di dalam pengambilan keputusan atas masalah yang berkaitan dengan harga, biaya volume produksi, dan penjualan serta keuntungan atau juga total pendapatan sama dengan total biaya. Dengan mengetahui titik impas, suatu perusahaan dapat mengusahakan jumlah penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.
Dari hasil penelitian ini, penulis ingin mengetahui perencanaan laba, mengetahui BEP dalam satuan unit dan rupiah, serta menentukan Margin Of Safety.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul “Break Event Point”. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat sehatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan baik
2. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ilmiah ini
3. Kepada UKM ES KELASA yang mengizinkan penulis untuk meneliti usahanya
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………v
KATA PENGANTAR…………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH……………………………..2
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………… 3
1.3 BATASAN MASALAH………………………………………. 3
1.4 TUJUAN PENELITIAN……………………………………..... 3
1.5 MANFAAT PENELITIAN……………………………………..4
1.6 METODE PENELITIAN…………………………………….…4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................6
2.1 KERANGKA TEORI......................................................6
2.2 POLA PERILAKU..........................................................8
BAB III KESIMPULAN.....................................................9
3.1 SIMPULAN................................................................................9
3.2 DAFTAR PUSTAKA..................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia usaha dewasa ini berjalan sangat pesat, hal ini mengakibatkan daya beli konsumen berubah-ubah. Demikian pula dengan perusahaan yang bergerak di bidang produksi saat ini juga semakin meningkat dan dapat berpengaruh tinggi pada perusahaan dalam menentukan tingkat harga dan volume penjualan. Oleh sebab itu sangat diperlukan kemampuan manajemen untuk menerapkan strategi perusahaan dalam menghadapi dan mengatasi persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Agar perusahaan dapat mencapai laba semaksimal mungkin dengan penggunaan biaya-biaya seminimum mungkin.
Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah mempertahankan dan memaksimalkan keuntungan ( laba ), dimana untuk pencapaiannya memerlukan penerapan strategi manajemen yang benar dalam perusahaan. Perolehan laba dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume produksi, harga jual, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan juga mempengaruhi volume produksi, sedangkan volume produksi akan mempengaruhi biaya.
Analisis Break Event Point atau Analisis Titik Impas dimana tidak terjadi kerugian maupun keuntungan ( TR=TC) dalam penjualan. Analisis break Event Point juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam planning dan budgeting, yakni dapat menambah ketepatan dalam membuat peramalan penjualan atau produksi, biaya-biaya, laba atau rugi sehingga dapat meningkatkan reabilitas dan validitas laporan keuangan yang disusun perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, cost- volume- profit analysis tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi seorang manajer dalam membuat keputusan sehubungan dengan kegiatan penjualan atau produksi, untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan serta dapat mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
UKM ES KELASA ini merupakan bentuk usaha kecil yang bergerak di bidang produksi dan penjualan minuman. Dengan menganalisis perkembangan keuntungan yang didapat tiap periode, maka dapat diketahui kemajuan dari usaha yang dijalankan tersebut. Dari perkembangan keuntungan itu, manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dari analisis perkembangan keuntungan tersebut untuk mengatur produksi dan penjualannya.
Dengan berbagai persaingan yang ketat, perusahaan diharuskan untuk memajukan usahanya. Oleh karena itu, UKM ES KELASA ini memerlukan tinjauan terhadap analisis BEP. Karena analisis ini dapat memberikan informasi yang diperlukan manajemen untuk perencanaan kegiatan selanjutnya di masa mendatang.
2
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan di atas dalam sebuah penulisan ilmiah dengan judul “ Analisis Break Event Point sebagai alat perencanaan laba pada UKM ES KELASA.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskannya dalam rumusan masalah sebagai berikut :
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskannya dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah tingkat volume penjualan untuk periode tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari di UKM ES KELASA sudah mencapai Break Even Point ?
2. Berapa besarnya Margin Of Safety untuk periode tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 januari ?
1.3 BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas serta tidak menyimpang dari topik yang telah ditentukan, maka data-data yang akan digunakan dibatasi sebagai berikut:
1. Data keuangan adalah data keuangan pada periode tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan tersebut adalah :
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan tersebut adalah :
1. Untuk melihat apakah tingkat volume penjualan pada periode tanggal 1 sampai dengan 31 januari di UKM ES KELASA sudah mencapai Break Even Point
2. Untuk mengetahui besarnya Margin Of Safety untuk periode tanggal 1 sampai dengan 31 januari
3
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang atau sebagai penambah referensi bagi para pembaca
Bagi penulis
Sebagai sarana penerapan ilmu-ilmu yang dicapai dari kuliah sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulisan secara praktik
Bagi perusahaan
Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui pada tingkat volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik BEP
1.6 METODE PENELITIAN
1.6.1 Objek penelitian
Objek penelitian yang diteliti penulis adalah usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan.
1.6.2 Data variable
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keungan UKM ES KELASA 2012 terhitung tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari 2012
1.6.3 Teknik pengumpulan data/variabel
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analitis yang merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (sugiyono : 2003)
Langkah- langkah yang dilakukan yaitu :
1. Penelitian kepustakaan (library research)
Salah satu bentuk metodologi penelitian yang menekankan pada pustaka sebagai suatu objek studi. Pustaka pada hakekatnya merupakan hasil olah budi manusia dalam bentuk karya tertulis (literacy) guna menuangkan gagasan/ide/pandangan hidupnya dari seseorang atau sekelompok
4
orang. Penelitian terhadap kepustakaan bukan berarti melakukan penelitian terhadap bukunya, tetapi lebih ditekankan kepada esensi yang terkandung dalam buku tersebut. Contohnya : pengumpulan bahan-bahan (di perpustakaan) dan perumusan ide penelitian, penyusunan proposal penelitian dll.
2. Penelitian lapangan (field research)
Merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literature yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan kearah mana penelitiannya berdasarkan konteks. Penelitian lapangan biasa dilakukan di luar ruangan.
a. Observasi (observation)
Merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
b. Wawancara (interview)
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview atau wawancara
1.6.4 Alat analisis yang digunakan
1. Analisis BEP
Analisis BEP dalam unit
Q = FC
P-VC
Analisis BEP dalam Rp
Q = FC
1- VC
P dimana,
FC = Biaya tetap
P = Harga per unit
V = Variabel cost per unit
5
2. Margin Of Safety
a. Penjualan yang dibudgetkan
X 100%
Penjualan pada titik impas
b. Penjualan yang dibudgetkan – penjualan pada titik impas
X 100%
Penjualan yang dibudgetkan
3. Perencanaan Laba dengan Analisis BEP
Q = FC
P – VC
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KERANGKA TEORI
Analisis Break Even Point atau analisis titik impas merupakan suatu alat yang sering digunakan oleh manajemen di dalam pengambilan keputusan atas masalah yang berkaitan dengan harga, biaya, volume produksi dan penjualan serta keuntungan. Dengan memanfaatkan Analisis Break Even Point, manajer dapat mengetahui titik impas yang menunjukkan volume pemjualan dan produksi yang tidak mengakibatkan kerugian ataupun diperolehnya keuntungan. Analisis ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh sejumlah laba yang direncanakan oleh perusahaan.
2.1.1 Pengertian Break EvenPoint dan Analisis Break Even point
Pengertian Break Even Point menurut para ahli
Menurut Bastian dan Nurlela (2009:194), “titik imoasa adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan dan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap”
Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002:140) berpendapat, “Titik Impas (Break Even Point) adalah Titik diamana total biaya sama dengan total penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002:182), “ Titik Impas (Break Even Point) adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih.”
Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2009:243),”Break Even Point atau Titik Impas, dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.
Pengertian Analisis BEP menurut para ahli
Menurut Bambang Riyanto(2001:359),” Analisis Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan.”
7
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Analsisi Titik Impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu perusahaan tidak mederita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba ( laba = 0)
Dari berbagai pengertian Break Even Point dan Analisis BEP di atas dapat disimpulkan bahwa, Break Even Point atau Titik Impas adalah suatu kondisi yang dapat dinyatakan sebagai total penjualan perusahaan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut dan laba perusahaan tersebut sama dengan nol.
Sedangkan Analisis Break Even Point atau Analisis Titik Impas adalah Suatu teknik analisa yang digunakan untuk merencanakan tingkat penghasilan agar dapat menutupi seluruh biaya, sehingga perusahaan berada dalam keadaan impas atau tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
2.1.2 Manfaat Analisis Break Even Point
a. Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional usaha untuk mencapai laba tertentu atau “profit planning”.
b. Sebagai acuan atau pedoman untuk manajemen dalam pengendalian kegiatan operasi yang sedang berjalan.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual
d. Sebagai bahan pertimbangan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer
2.1.3 Asumsi-asumsi dalam Analisis Break Even Point
Asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari Analisis Break Even Point. Menurut Bambang Riyanto (2001:360) adalah,
a. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variable dan golongan biaya tetap.
b. Besarnya biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proposional dengan volume produksi atau penjualan, ini berarti bahwa biaya variable per unit adalah sama.
c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
8
2.2 POLA PERILAKU BIAYA
2.2.1 Pengertian Biayamenurut para ahli
Menurut Mulyadi (2000:8) “ Dalam artian luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba
1.2.2 Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Kegitan
Menurut Mulyadi (2000:507), “ Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya denga perubahan volume kegiatan.” Selanjutnya ia (MULYADI, 2000:507) menggolongkan biaya berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas tetap konstan tanpa memandang perubahan tingkat aktivitas. Dengan demikian tidak seperti biaya variable, biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Akibatnya ketika tingkat aktivitas naik turun, biaya tetap secara totalitas tetap konstan kecuali bila terpengaruh beberapa kekuatan ekstern seperti perubahan harga. Contoh dari biaya tetap adalah Gaji Direktur dan Biaya Sewa gedung
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searah dengan perubahan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau biaya yang akan berubah naik jika volume produksi dinaikkan tetapi tidak proposional. Biaya Semi Variabel merupakan biaya yan mengandung biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada dasarnya mempunyai karakteristik seperti biaya tetap dan pada aktivitas lain mempunyai karakteristik seperti biaya variabel. Contoh dari Biaya Semi variabel adalah biaya listrik dan biaya pemeliharaan bangunan.
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh Break Even Point sebagai Perencanaan Laba pada UKM ES KELASA, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Break Even Point sebagai Perencanaan Laba sangat kuat dan searah, artinya semakin besar Break Even Point maka laba perusahaan pun semakin besar, atau sebaliknya. Semakin kecil Break Even Point maka laba perusahaan pun semakin kecil.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Anggrayni ,Yessi. Analisis BEP sebagai alat perencanaan laba pada UD.MULYA JAYA, BEKASI: UNIVERSITAS GUNARAMA,2009
Kurniawan , Adi. Analisis BEP sebagai alat perencanaan laba pada UD.TAHU SAMSIADI, BEKASI: UNIVERSITAS GUNADARMA, 2010
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar