Sabtu, 21 April 2012

Silogisme Alternatif dan Entimen


Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
   Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

 Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
  • Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
  • Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Sumber : Wikipedia.com

SILOGISME HIPOTESIS

Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
   Jika hujan saya naik becak.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi).
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Sekarang bumi telah basah (minor).
Hujan telah turun (konklusi)
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Kegelisahan tidak akan timbul.
  • Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
   Pihak penguasa tidak gelisah.
Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
  • Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
  • Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
  • Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
  • Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Sumber : Wikipedia.com

SILOGISME


Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:
   Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
   Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
  • Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
  • Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
  • Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
   Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
  • Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
  • Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
  • Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
  • Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
   Januari adalah bulan.(minor)
Januari bersinar dilangit?
  • Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

sumber : wikipedia.com

DEDUKTIF


         I.            BERPIKIR DEDUKTIF
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).
Penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Maka dapat disimpulkan bahwa nalar deduktif dan nalar induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.


Pengertian paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.

Ciri-ciri paragraf deduktif
  1. kalimat utama berada di awal paragraf.
  2. kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.
Contoh dan Jenis paragraf deduktif
Kegiatan ultah panser biru yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.Ketika mereka menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan membirukan kota Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize besar besaran.Ada motor , TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan hiburan lainnya.
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.
*yang bergaris bawah adalah kaliamat utamanya

Rabu, 04 April 2012

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UKM. ES KELASA


v

   ABSTRAKSI
Dalam setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba (keuntungan). Analisis Break Event Point atau Analisis Titik Impas merupakan suatu alat yang sering digunakan oleh manajemen di dalam pengambilan keputusan atas masalah yang berkaitan dengan harga, biaya volume produksi, dan penjualan serta keuntungan atau juga total pendapatan sama dengan total biaya. Dengan mengetahui titik impas, suatu perusahaan dapat mengusahakan jumlah penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.
Dari hasil penelitian ini, penulis ingin mengetahui perencanaan laba, mengetahui BEP dalam satuan unit dan rupiah, serta menentukan Margin Of Safety.

vi

      KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul “Break Event Point”. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1.      Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat sehatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan baik
2.      Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ilmiah ini
3.      Kepada UKM ES KELASA yang mengizinkan penulis untuk meneliti usahanya


vii

  DAFTAR ISI

ABSTRAKSI………………………………………………………v
KATA PENGANTAR…………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….1
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH……………………………..2
1.2  RUMUSAN MASALAH……………………………………… 3
1.3  BATASAN MASALAH………………………………………. 3
1.4  TUJUAN PENELITIAN……………………………………..... 3
1.5  MANFAAT PENELITIAN……………………………………..4
1.6  METODE PENELITIAN…………………………………….…4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................6
2.1 KERANGKA TEORI......................................................6
2.2 POLA PERILAKU..........................................................8
BAB III KESIMPULAN.....................................................9
3.1  SIMPULAN................................................................................9
3.2  DAFTAR PUSTAKA..................................................................9

1
BAB I
  PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dunia usaha dewasa ini berjalan sangat pesat, hal ini mengakibatkan daya beli konsumen berubah-ubah. Demikian pula dengan perusahaan yang bergerak di bidang produksi saat ini juga semakin meningkat dan dapat berpengaruh tinggi  pada perusahaan dalam menentukan tingkat harga dan volume penjualan. Oleh sebab itu sangat diperlukan kemampuan manajemen untuk menerapkan strategi perusahaan dalam menghadapi dan mengatasi persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Agar perusahaan dapat mencapai laba semaksimal mungkin dengan penggunaan biaya-biaya seminimum mungkin.
Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah mempertahankan dan memaksimalkan keuntungan ( laba ), dimana untuk pencapaiannya memerlukan penerapan strategi manajemen yang benar dalam perusahaan. Perolehan laba dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume produksi, harga jual, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan juga mempengaruhi volume produksi, sedangkan volume produksi akan mempengaruhi biaya.
Analisis Break Event Point atau Analisis Titik Impas dimana tidak terjadi kerugian maupun keuntungan ( TR=TC) dalam penjualan. Analisis break Event Point juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam planning dan budgeting, yakni dapat menambah ketepatan dalam membuat peramalan penjualan atau produksi, biaya-biaya, laba atau rugi sehingga dapat meningkatkan reabilitas dan validitas laporan keuangan yang disusun perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian,  cost- volume- profit analysis tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi seorang manajer dalam membuat keputusan sehubungan dengan kegiatan penjualan atau produksi, untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan serta dapat mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
UKM ES KELASA ini merupakan bentuk usaha kecil yang bergerak di bidang produksi dan penjualan minuman. Dengan menganalisis perkembangan keuntungan yang didapat tiap periode, maka dapat diketahui kemajuan dari usaha yang dijalankan tersebut. Dari perkembangan keuntungan itu, manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dari analisis perkembangan keuntungan tersebut untuk mengatur produksi dan penjualannya.
Dengan berbagai persaingan yang ketat, perusahaan diharuskan untuk memajukan usahanya. Oleh karena itu, UKM ES KELASA ini memerlukan tinjauan terhadap analisis BEP. Karena analisis ini dapat memberikan informasi yang diperlukan manajemen untuk perencanaan kegiatan selanjutnya di masa mendatang.
2
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan di atas dalam sebuah penulisan ilmiah dengan judul “ Analisis Break Event Point sebagai alat perencanaan laba pada UKM ES KELASA.

1.2 RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskannya dalam rumusan masalah sebagai berikut :
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskannya dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah tingkat volume penjualan untuk periode tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari di UKM ES KELASA sudah mencapai Break Even Point ?
2.      Berapa besarnya Margin Of Safety untuk periode tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 januari  ?

1.3 BATASAN MASALAH
            Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas serta tidak menyimpang dari topik yang telah ditentukan, maka data-data yang akan digunakan dibatasi sebagai berikut:
1.      Data keuangan adalah data keuangan pada periode tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari

1.4 TUJUAN PENELITIAN
            Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan tersebut adalah :
Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah yang diajukan tersebut adalah :
1.      Untuk melihat apakah tingkat volume penjualan pada periode tanggal 1 sampai dengan 31 januari di UKM ES KELASA sudah mencapai Break Even Point
2.      Untuk mengetahui besarnya  Margin Of  Safety untuk periode tanggal 1 sampai dengan 31 januari


3
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang atau sebagai penambah referensi bagi para pembaca
Bagi penulis
Sebagai sarana penerapan ilmu-ilmu yang dicapai dari kuliah sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulisan secara praktik
Bagi perusahaan
Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui pada tingkat volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik BEP

1.6  METODE PENELITIAN
1.6.1 Objek penelitian
Objek penelitian yang diteliti penulis adalah usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan.
1.6.2  Data variable
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keungan UKM ES KELASA 2012 terhitung tanggal 1 januari sampai dengan 31 januari 2012
1.6.3  Teknik pengumpulan data/variabel
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analitis yang  merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (sugiyono : 2003)
Langkah- langkah yang dilakukan yaitu :
1.      Penelitian kepustakaan (library research)
Salah satu bentuk metodologi penelitian yang menekankan pada pustaka sebagai suatu objek studi. Pustaka pada hakekatnya merupakan hasil olah budi manusia dalam bentuk karya tertulis (literacy) guna menuangkan gagasan/ide/pandangan hidupnya dari seseorang atau sekelompok
4
orang. Penelitian terhadap kepustakaan bukan berarti melakukan penelitian terhadap bukunya, tetapi lebih ditekankan kepada esensi yang terkandung dalam buku tersebut.  Contohnya : pengumpulan bahan-bahan (di perpustakaan) dan perumusan ide penelitian, penyusunan proposal penelitian dll.
2.      Penelitian lapangan (field research)
 Merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literature yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan kearah mana penelitiannya berdasarkan konteks. Penelitian lapangan biasa dilakukan di luar ruangan.
a.       Observasi (observation)
Merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
b.      Wawancara (interview)
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview atau wawancara
1.6.4        Alat analisis yang digunakan
1.      Analisis BEP
Analisis BEP dalam unit
                        Q =  FC
                              P-VC
Analisis BEP dalam Rp
                        Q =  FC
                                      1- VC
                                  P       dimana,
FC       = Biaya tetap
P          = Harga per unit
V         = Variabel cost per unit
5

2.      Margin Of Safety
a.        Penjualan yang dibudgetkan
            X 100%
Penjualan pada titik impas

b.      Penjualan yang dibudgetkan – penjualan pada titik impas
                                                                                                      X 100%
                     Penjualan yang dibudgetkan

3.      Perencanaan Laba dengan Analisis BEP

Q  =     FC
           P – VC


 

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KERANGKA TEORI
Analisis Break Even Point atau analisis titik impas merupakan suatu alat yang sering digunakan oleh manajemen di dalam pengambilan keputusan atas masalah yang berkaitan dengan harga, biaya, volume produksi dan penjualan serta keuntungan. Dengan memanfaatkan Analisis Break Even Point, manajer dapat mengetahui titik impas yang menunjukkan volume pemjualan dan produksi yang tidak mengakibatkan kerugian ataupun diperolehnya keuntungan. Analisis ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh sejumlah laba yang direncanakan oleh perusahaan.

2.1.1        Pengertian Break EvenPoint dan Analisis Break Even point
Pengertian Break Even Point menurut para ahli
Menurut Bastian dan Nurlela (2009:194), “titik imoasa adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan dan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap”
Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002:140) berpendapat, “Titik Impas (Break Even Point) adalah Titik diamana total biaya sama dengan total penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002:182), “ Titik Impas (Break Even Point) adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih.”
Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2009:243),”Break Even Point atau Titik Impas, dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.

Pengertian Analisis BEP menurut para ahli
Menurut Bambang Riyanto(2001:359),” Analisis Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan.”

7
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Analsisi Titik Impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu perusahaan tidak mederita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba ( laba = 0)
Dari berbagai pengertian Break Even Point dan Analisis BEP di atas dapat disimpulkan bahwa, Break Even Point atau Titik Impas adalah suatu kondisi yang dapat dinyatakan sebagai total penjualan perusahaan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut dan laba perusahaan tersebut sama dengan nol.
Sedangkan Analisis Break Even Point atau Analisis Titik Impas adalah Suatu teknik analisa yang digunakan untuk merencanakan tingkat penghasilan agar dapat menutupi seluruh biaya, sehingga perusahaan berada dalam keadaan impas atau tidak mengalami kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
2.1.2        Manfaat Analisis Break Even Point
a.       Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional usaha untuk mencapai laba tertentu atau “profit planning”.
b.      Sebagai acuan atau pedoman untuk manajemen dalam pengendalian kegiatan operasi yang sedang berjalan.
c.       Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual
d.      Sebagai bahan pertimbangan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer

2.1.3        Asumsi-asumsi dalam Analisis Break Even Point
Asumsi-asumsi yang menjadi dasar dari Analisis Break Even Point. Menurut Bambang Riyanto (2001:360) adalah,
a.       Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variable dan golongan biaya tetap.
b.      Besarnya biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proposional dengan volume produksi atau penjualan, ini berarti bahwa biaya variable per unit adalah sama.
c.       Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

 
8
2.2         POLA PERILAKU BIAYA
2.2.1  Pengertian Biayamenurut para ahli
Menurut Mulyadi (2000:8) “ Dalam artian luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba
1.2.2     Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Kegitan
Menurut Mulyadi (2000:507), “ Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya denga perubahan volume kegiatan.” Selanjutnya ia (MULYADI, 2000:507) menggolongkan biaya berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan menjadi tiga golongan, yaitu :
a.                Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas tetap konstan tanpa memandang perubahan tingkat aktivitas. Dengan demikian tidak seperti biaya variable, biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Akibatnya ketika tingkat aktivitas naik turun, biaya tetap secara totalitas tetap konstan kecuali bila terpengaruh beberapa kekuatan ekstern seperti perubahan harga. Contoh dari biaya tetap adalah Gaji Direktur dan Biaya Sewa gedung
b.               Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searah dengan perubahan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
c.                Biaya Semi Variabel
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau biaya yang akan berubah naik jika volume produksi dinaikkan tetapi tidak proposional. Biaya Semi Variabel merupakan biaya yan mengandung biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini pada dasarnya mempunyai karakteristik seperti biaya tetap dan pada aktivitas lain mempunyai karakteristik seperti biaya variabel. Contoh dari Biaya Semi variabel adalah biaya listrik dan biaya pemeliharaan bangunan.

9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh Break Even Point sebagai Perencanaan Laba pada UKM ES KELASA, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Break Even Point sebagai Perencanaan Laba sangat kuat dan searah, artinya semakin besar Break Even Point maka laba perusahaan pun semakin besar, atau sebaliknya. Semakin kecil Break Even Point maka laba perusahaan pun semakin kecil.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Anggrayni ,Yessi. Analisis BEP sebagai alat perencanaan laba pada UD.MULYA JAYA, BEKASI: UNIVERSITAS GUNARAMA,2009
Kurniawan , Adi. Analisis BEP sebagai alat perencanaan laba pada UD.TAHU SAMSIADI, BEKASI: UNIVERSITAS GUNADARMA, 2010











1.